![]() |
Lomba Permainan Tradisional di Desa Paoran |
Desa Paoran - Sejatinya
suatu lomba hanyalah sebatas hiburan dan tontonan semata, setiap peserta
menunjukkan kemampuan mereka tentang mentalitas, kerja sama tim yang solid dan
sebuah kesenangan. Namun, di masa modern ini lomba-lomba yang bernuansa
tradisional mulai jarang kita jumpai. Anak yang lahir tahun 90-an pastilah
tidak asing lagi dengan lomba makan krupuk, memasukkan paku ke dalam botol,
lari kelereng maupun pukul kendi. Namun di zaman modern ini hal tersebut mulai
hilang terutama di daerah perkotaan yang mulai tergerus oleh zaman dan
kecanggihan teknologi. Anak-anak zaman sekarang lebih suka dengan game online
seperti clash of clans, Get rich, poker dan permainan canggih
lainnya hal ini yang mempengaruhi perilaku anak serta pengetahuan mereka akan
permainan tradisional yang sejatinya menjadi ciri khas dari bangsa mereka
sendiri.
Pada tanggal 30 januari 2016
kelompok KKN
28 mencoba mengadakan lomba tradisional untuk anak-anak PAUD lomba sederhana yang
jauh dari kecanggihan teknologi dan jauh dari nuansa modern, mereka harus memasukkan bola sebanyak mungkin
dalam sebuah box kardus yang sudah kami persiapkan sebelumnya dan hasilnya
adalah mereka sangat antusias dengan jalannya lomba, mereka mulai belajar
berkompetisi dan mengerti arti dari sebuah usaha, kekalahan dan sebuah rasa
menang. Dalam lomba sederhana tingkat paud tersebut tidak sedikit anak-anak
paud tersebut menagis mulai mencari orang tua mereka namun bukan hal tersebut
yang menjadi acuan,
tetapi jiwa dan pikiran mereka mulai tahu
bahwa mereka memiliki warisan yang harus dan terus selalu dijaga dan dilestarikan.
Satu hari kemudian tepatnya tanggal
31 januari 2016 tibalah saat dimana lomba umum anak diadakan dan dilaksanakan
di SDN PAORAN lomba-lomba ini meliputi lomba makan krupuk, memasukkan paku ke
dalam botol, lari klereng dan pukul kendi. Jam menunjukkan pukul 08:00 WIB saat yang ditunggu telah
tiba dan lomba pertama ialah lomba makan krupuk saat perlombaan dimulai
terlihat wajah optimis dari raut wajah anak-anak ini dan saat mereka memulainya
semua penonton bersorak dan menyebutkan beberapa nama sebagai bentuk dukungan
kepada rekan mereka, di tengah keseruan itu langit yang mendung tiba-tiba
meneteskan air semua peserta maupun tim penyelenggara mulai menepi dan mengalihkan
lokasi lomba yang semula di lapangan depan sekolah menjadi dalam ruang kelas
sekolah, awalnya kami khawatir hal ini mengganggu jalannya lomba serta rasa
antusiasme mereka yang sebelumnya telah berkobar namun kami salah, lomba
tersebut tetap berjalan meriah seperti sebelumnya bahkan hingga lomba
memasukkan paku ke dalam botol dan lomba lari klereng selesai wajah riang itu
tetap ada dalam wajah-wajah mereka. Dan di tengah-tengah sesi istirahat kami
sadar hujan yang turun telah berhenti kamipun beralih kembali ke halaman
sekolah untuk melanjutkan lomba makan krupuk yang sudah memasuki babak perempat
final dan dilanjutkan dengan lomba pukul kendi, lomba pukul kendi di sini tentulah bukan kendi
sebagaimana judulnya namun hanya plastik es yang kami isi dengan air dan kami
gantung dengan tali rafia, memang sangat sederhana namun ada banyal hal yang dapat di petik dari
sebuah lomba tradisional untuk anak-anak
yang diselenggarakan di tengah kampung penghasil padi ini yaitu tentang tradisi
yang harus tetap dijaga, jiwa dan rasa optimisme akan sebuah kompetisi,
memahami dan mengukur kemampuan sendiri, dan sebuah keikhlasan akan sebuah
kekalahan, tentunya masih banyak lagi pelajaran yang dapat di ambil dari lomba
tradisional ini. Jam menunjukkan pukul 13:00 wib lomba itupun berakhir para
pemenang cilik inipun mulai mengerumuni para panitia dan selalu bertanya hadiah
apa yang akan di dapat oleh mereka sebagai pemenang. Dan di tengah riuh-riuh
tersebut saya sebagai penanggung
jawab lomba menghampiri salah seorang pemenang dan mulai berkenalan dengannya,
dia terus tersenyum malu layaknya anak-anak lain yang masih sangat polos, di
tengah pembincangan hangat itu saya mulai bertanya “apakah kamu suka dengan lomnba-lomba ini” lalu dia menjawab “ya. aku suka” dan setelah itu saya
tanyakan kembali “apakah kamu tadi
memenangi salah satu perlombaan tersebut” diapun menjawab “yaa.. aku menang lomba memasukkan paku
dalam botol, lalu hadiah apa yang akan aku dapatkan “ saya jawab “kamu minta apa” dan dengan sedikit malu
di jawab “aku minta buku tulis yang
bagus, tebal dan banyak agar aku semangat belajarnya”. Awalnya saya kira
dia akan meminta sebuah uang, tas, sepatu atau sebuah smartphone tetapi dia
benar-benar anak yang baik dan hal tersebut dia buktikan dari mata dan
ucapannya.!
Alhamdulillah semua lomba berjalan
dengan baik dan lancar tentunya dengan bantuan para pemuda desa paoran,
teman-teman dari karang taruna dan warga masyarakat paoran. Setelah di
adakannya lomba ini kami harap semua adik-adik dan semua warga desa paoran
senang dan merasa terhibur dengan diadakannya lomba tradisional anak ini dan
mereka pun bisa kembali melanjutkan aktifitas seperti biasanya.!
0 comments:
Post a Comment